*Catatan dari Tarim : Wanita-Wanita Tarim
.
.
Saya masih ingat, waktu itu Sayyidil Habib Umar mengungkapkan rahasia bagaimana Tarim bisa menjadi kota suci yang dipenuhi ribuan wali, bahkan konon anak kecil disana, belum tumbuh kumisnya sudah bisa menjadi seorang wali yang ahli kasyaf.
.
.
" wanita-wanita Tarim.. " tutur Habib Umar " mereka selalu mendidik anak-anak mereka dengan dzikir dan sholawat sejak kecil. Ketika menggendong anak mereka berdzikir dan bersholawat. ketika menyusui mereka berdzikir dan bersholawat, ketika memasak-pun juga begitu. Jadi tidak heran jika putra-putra mereka menjadi para awliya' dan ulama. Bandingkan dengan kebanyakan wanita di zaman sekarang yang menggendong dan menyusui anaknya sambil menonton musalsalat(sintetron) dan hal-hal tak berfaedah lainnya.. ?"
.
.
" aku masih ingat " Habib Umar berkisah lagi " para wanita Tarim yang bertanya hukum dan meminta fatwa kepada ayahku, mereka selalu membuat kasar suara mereka layaknya seorang lelaki. Mereka tidak melembutkan suara mereka Untuk menghindari fitnah dan karena rasa malu mereka teramat tinggi. Bandingkan dengan wanita sekarang yang tidak kenal malu dan malah bermanja-manja menelpon lelaki yang bukan mahromnya ? "
.
.
Wanita yang baik bukanlah ia yang tidak mempunyai dosa dan kesalahan. Tapi ia adalah seseorang, yang meskipun ia sadar bahwa ia memiliki masa lalu yang kelam, tapi ia tetap terus berusaha menjadi wanita yang di ridhoi Allah dan Rasul-Nya. Meski seringkali terjatuh dan tertatih-tatih, ia tetap terus melawan nafsunya untuk meniti jejak Sayyidah Fathimah, Sayyidah Khodijah dan wanita-wanita agung lainnya.
.
.
Di tulis oleh Gus Ismael Amin Kholil (Alumni Darul Musthofa, Tarim - Hadramaut - Yaman)
Masyallah
BalasHapus