Opini publik adalah pendapat kelompok masyarakat atau sintesis dari pendapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan. Agregat dari sikap dan kepercayaan ini biasanya dianut oleh populasi orang dewasa.
Dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical majority) namun mayoritas yang efektif (effective majority).Subyek opini publik adalah masalah baru yang kontroversial di mana unsur-unsur opini publik adalah: pernyataan yang kontroversial, mengenai suatu hal yang bertentangan, dan reaksi pertama/gagasan baru.
Pendekatan prinsip terhadap kajian opini publik dapat dibagi menjadi 4 kategori:
- pengukuran kuantitatif terhadap distribusi opini
- penelitian terhadap hubungan internal antara opini individu yang membentuk opini publik pada suatu permasalahan
- deskripsi tentang atau analisis terhadap peran publik dari opini publik
- kajian baik terhadap media komunikasi yang memunculkan gagasan yang menjadi dasar opini maupun terhadap penggunaan media oleh pelaku propaganda dan manipulasi
Menurut Dan Nimmo, opini personal terdiri atas kegiatan verbal dan non verbal yang menyajikan citra dan interpretasiindividual tentang objek tertentu, biasanya dalam bentuk isu yang diperdebatkan orang.[1]
Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun secara pasif. Opini dapat dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata yang dapat ditafsirkan secara jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan kata yang sangat halus dan tidak secara langsung dapat diartikan (konotatif). Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan, dan oleh tanda-tanda lain yang tak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap, dan kesetiaan.
Opini publik itu identik dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide, pendapat, keinginan, keluhan, kritik yang membangun, dan kebebasan di dalam penulisan. Dengan kata lain, opini publik itu merupakan efek dari kebebasan dalam mengungkapkan ide-ide dan pendapat
Cara Mengetahui Adanya Opini Publik
Tahun 1965 sewaktu pembrontakan GESTAPU/PKI ada pertentangan antara PKI dan pendukung Pancasila yang kemudian menjadi Orde Baru. Pertentangan terjadi setelah mendengar bahwa ada pembunuhan terhadap para Jendral oleh PKI.[butuh rujukan] Pembrontakan PKI (GESTAPU/PKI) berlangsung di mana-mana, akan tetapi langsung dapat ditumpas.[butuh rujukan] Hal tersebut juga kita dengar dari surat kabar, radio, televisi dan film, rapat-rapat, pidato-pidato, di forum ceramah dan di mana saja.[butuh rujukan] Gejala tersebut disebut public opinion atau opini publik.[4]
Untuk memahami opini seseorang dan publik tidaklah mudah. Menurut R.P. Abelson, hal ini berkaitan dengan:
- Kepercayaan mengenai sesuatu (belief)
- Apa yang sebenarnya dirasakan atau menjadi sikapnya (attitude)
- Persepsi. Suatu pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi serta menafsirkan pesan dan persepsi merupakan pemberian makna pada stimuli inderawi.[5]
Peran Media Massa Sebagai Pembentuk Opini
Konon media pers saat ini pun telah bermetamorfosis menjadi satu kekuatan besar. Sebuah kekuatan yang harus diperhitungkan dalam sebuah negara yang menganut Sistem Demokrasi. Kekuasaan dalam membentuk dan mempengaruhi opini publik membuat pers kini berdampingan dengan kekuasaan lain yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar