Review Buku PR
Dalam buku Public Relaions terdapat tiga bagian yaitu pada bagian pertama berfokus pada Dasar-Dasar Public Relations sedangkan pada bagian kedua membahas mengenaiPenulisan untuk Public Relations serta bagian ketiga membahas Produksi Media Public Relations. Di review ini akan membahas pada bagian satu Bab 1 yang memiliki beberapa poin yang dibahas. Di bab satu ini masih membahas bagian luar dari public relations seperti definisi, tujuan, fungsi, ruang linkup, media PR, danPublic Relations Profesional.
Poin A pada buku ini membahas mengenai “Apa Itu Public Relations?”. Namun, Sebelum masuk pada pembahasan definisipublic relations, Bapak Kriyantono (2016:3) membahas terlebih dahulu perbedaan antara istilah public relations dan Hubungan Msyarakat atau biasa disingkat sebagai Humas. Perbedaan tersebut terlihat pada padanan kata yang digunakan. Public Relations sendiri adalah istilah dalam bahasa inggris sedangkan Hubungan Maysarakat sebagai padanan katanya, Bapak Kriyantono (2016:3) mengatakan bahwa padanan kata tersebut tidaklah tepat karena seharusnya Public Relations sendiri apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia akan berarti “Hubungan Publik” bukan Hubungan Masyarakat karena masyarakat terlalu luas sedangkan publik hanyalah bagian dari masyarakat tersebut.
Sedangkan menurut Ardianto (2013:2) secara etomologis, istilah public yang diterjemahkan menjadi masyarakat, kurang tepat karena yang tepat padanan katanya, yaitu publik atau khalayak. Sedangkan masyarakat yang diterjmahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi society atau general public, pengertiannya lebih luas dari public itu sendiri Sementara, dalam setiap kegiatan PR yang menjadi target publiknya bukan society atau general public, melainkan public, di mana public adalah bagian dari society atau general public.
Namun, dikarenakan istilah Humas sudah banyak digunakan oleh masyarakat maka hingga saat ini penggunaan istilah tersebut tetapdipakai.
Namun, dikarenakan istilah Humas sudah banyak digunakan oleh masyarakat maka hingga saat ini penggunaan istilah tersebut tetapdipakai.
Beberapa Definisi dari berbagai ahli pun dijelaskan pada buku ini. Seperti dari John E. Marston:
“Public Relations is lanned, persuasive, communication designed to influence significant public”
Yang telah diterjemahkan oleh buku ini:
“Public Relations adalah kegiatan komunikasipersuasif dan terencana yang didesain untuk memengaruhi publik yang signifikan”
Selain dari John E. Marston, buku ini juga mencantumkan definisi-definisi Public Relations dari Frank Jefkins, Tony Grener, The First World Forum of Public Relations, Cutlip, Center & Broom, serta Grunig & Hunt.
Kemudian pada poin B di buku ini menjelaskan tujuan atau goals dari public relations. Terdapat lima tujuan dari public relations menurut buku ini yaitu: (1) Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dan publiknya, (2) Membangun citra Koorporat (coorporat image), (3) Citra korporat melalui program CSR (Corporate Social Responbility), (4) Membentuk opini publik yang favoruable, serta (5) Membentuk Goodwill dan kerja sama. (Kriyantono, 2016, hal. 7-20).
Dicantumkannya tujuan dari public relations tersebut dapat dkatakan bahwa tujuan Public relations tidaklah main-main dan tidak dapat diremehkan karena membutuhkan usaha keras dalam mencapai tujuan tersebut.
Kemudian pada poin C disebutkan beberapa fungsi Public Relations berdasarkan penelitian dari penulis maupun beberapa ahli. Menurut penelitian penulis yaitu Kriyantono (2016:21), secara garis besar public relations memiliki fungsi antara lain: (a) Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya (Maintain good communication), (b) Melayani kepentingan publik degnan baik (Serve public’s interest), dan (3) Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good morals & manners).
Selain dari penulis sendiri, terdapat juga pendapat menurut ahli yaitu Cutlip & Center dan dari Foundation for Public Relations Research education yang mengumpulkan 65 praktisi public relations pada tahun 1975 guna membahas fungsi dari public relations ini.
Pada poin D terdapat penjelasan mengenai ruang lingkup pekerjaan public relations. Penulis, Kriyantono (2016:23-25), menyingkatnya menjadi PENCILS yaitu yang memiliki kepanjangan antara lain: (1)Publication & Publicity, (2) Events, (3) News, (4)Communiy, (5) Identity-Media, (6) Lobbying, (7)Social Investment. Selain itu juga terdapat gambaran-gambaran lain yang ebih jelas mengenai gambaran ruang lingkup pekerjaan public relations tersebut.
Cutlip, Center, & Broom (dalam Kriyantono, 2016, hal. 26-28), pun membuat kategori berisi ringkasan menganai ruang lingkup pekerjaan dari public relations ini, yaitu antara lain:
1. Menulis dan Mengedit
2. Hubungan media dan Penempatan Media
3. Riset
4. Manajemen dan Administrasi
5. Konseling
6. Acara Special
7. Pidato
8. Produksi
9. Training
10. Kontak
Dalam poin ini Bapak Kriyantono memberikan singkatan dari ruang lingkup public relations sehingga dapat mempermudah pemaca untuk mengingat dan memahaminya. Gambaran-gambaran lain yang disediakan pun dapat mempermudah pemahaman mengenai ruang lingkup pekerjaan public relations.
Kemudian beralih pada poin E yang membahas mengenau Public Relations Tools atau Media Public Relations. Menjelaskan mengenai alat-alat atau beberapa media yang digunakan untuk mendukung kegiatan public relations agar lebih mudah dan lebih rapi dalams pelaksanaannya. Terdapat sekitar sebelas media yang dapat digunakan untuk media public relations.
Untuk dapat melakukan pekerjaannya seorang public relations mempunyai alat-alat kegiatan (PR Tools). Alat-alat kegiatan ini bisa disebut sebagai media public relations. (Kriyantono, 2016, hal. 28-32), antara lain:
1. Publisitas dan Media Relations
2. Special Events
3. Corporate advertising
4. Newsletters
5. Speaker bureau
6. Lobbying
7. Charitable Contributions
8. Thank You Notes and Letters
9. Audio-Visual Instrument
10. Sponsorships
11. Letters of Denials
Kemudian berlanjut pada poin terakhir di Bab ini atau Poin F. Dalam poin ini penulis membahas mengenaiPublic Relations Profesionals. Menurut buku ini, Kriyantono (2016:34), public relations adalah profesi yang menuntut integrasi antara pengetahuan (expertise), keahlia (skill), dan etika profesi (ethics). Public Relations juga dituntut untuk mempunyai 3B (beauty, brain, & behavio
Tidak ada komentar:
Posting Komentar